Slogan suatu produk menginspirasi gue ketika selesai membuat artikel sebelumnya tentang pilihan dalam hidup. Mau menjadi hitam atau putih? Mau menorehkan noda hitam secara sengaja atau tidak?
Dan akhirnya gue berkesimpulan kalo gue akan berusaha menghargai pilihan hidup orang lain (meskipun menurut gue kadang pilihan itu aneh).
Namun selanjutnya gue berefleksi pada kehidupan gue sendiri.
Apa gue telah menentukan pilihan dalam hidup dengan baik selama ini?
Apa di mata orang lain pilihan gue itu sudah benar?
Apa menurut orang lain pilihan gue itu tidak aneh?
...
Setelah pemikiran yang cukup lama, gue merasa keputusan paling dahsyat dalam hidup gue adalah saat 4 tahun lalu.
Dimana gue harus memilih jurusan apa yang akan gue ambil saat kuliah.
Semua sepupu gue mengambil jurusan ekonomi (akuntansi atau menejemen).
Dengan mantapnya, gue memilih jurusan sastra inggris...
Saat itu gue merasa luar biasa karena menjadi berbeda
Saat ini gue merasa sesuatu banget karena menjadi satu-satunya S.S I diantara sepupu-sepupu gue...
Dan gue bersyukur
Dan gue merasa bangga
Yah... perasaan seperti itu sungguh luar biasa
Karena selama gue hidup, gue merasa pilihan gue yang satu ini bener-bener murni hasil keinginan gue.
Slogan MY LIFE MY CHOICE seperti terasaaaaa banget pada momen itu...
Pilihan menjadi berbeda bukan sesuatu yang mudah, bukan?
Apalagi gue adalah anak bungsu yang Puji Tuhan selalu disayang seluruh keluarga... J
Saking sayangnya, kadang dalam memutuskan suatu hal, keluarga gue satu-satu memberi pandangan sisi positif dan negatif dari pilihan-pilihan yang ada dihadapan gue.
Sebenernya, sebelum akhirnya gue memutuskan kuliah di kota Semarang, gue punya banyak pilihan untuk kuliah di kota-kota besar di Jawa Barat.
Namun karena keluarga besar gue yang super duper sayang sama gue memberikan saran dan permintaan, maka hasil ketok palunya adalah di kota Semarang.
Katanya supaya gue ada yang jagain.
Well, this is my life and that was my choice.
My choice to make my family happy and did not worry with my life.
Untungnya, keluarga besar mendukung gue untuk masuk ke sastra inggris.
Awalnya, mereka juga khawatir akan keselamatan gue karena masuk fakultas yang berbeda dengan kakak gue.
Ckckck... Luar biasa sayang yah mereka?
Dari kecil gue terbiasa mendengarkan apa yang menurut keluarga gue suka.
Karena menurut gue, pandangan mereka ngga salah.
Sampai sekarang, kadang-kadang pilihan gue masih tergantung pada pendapat keluarga gue.
Mungkin terdengar kekanakan yah...
Yaaa... Gue terima lah kalo kalian bilang gue masi kekanakan.
Karena gue masi mendengar banget apa kata orang tua dan keluarga gue.
Karena gue masi menggunakan pilihan dari orang tua dan keluarga gue.
Karena gue masi pasrah dengan perintah dari orang tua dan keluarga gue.
But then, it is back to the first line...
MY LIFE MY CHOICE
29-09-2011